top of page
Yayasan Swargaloka didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mempersembahkan The Indonesian Opera Drama Wayang Swargaloka dengan judul “Bias Lembayung Hati Renuka”,  pada hari Minggu, 25 Oktober 2015 pukul 15.30 WIB di Teater Wayang Indonesia – Gedung Pewayangan Kautaman.
 
Pada pertunjukan kali ini drama wayang akan mengangkat kisah perjalanan hidup Dewi Renuka istri Resi Jamadagni yang harus mati ditangan anaknya sendiri Ramabargawa. Kematian Renuka karena dianggap telah menodai keutamaan hidup. Namun Resi Jamdagni tidak menghiraukan bagaimana Renuka bisa berbuat demikian. Justru karena kesatrialah yang telah membuat nilai nilai keutamaan hidup terabaikan. Renuka adalah gambaran wanita yang terbunuh karaktermya karena sikap egois dari orang disekelilingnya.
 
Pesan yang ingin disampaikan dalam cerita ini adalah…….
Jujur menika awrat….nanging “Kedah”!
(Jujur itu berat…. Tapi “Harus”!)
 
Sinopsis
“BIAS LEMBAYUNG HATI RENUKA”
 
Di lembah indah ini cintaku tumbuh sederhana
Sesederhana aku belajar menerima dirimu apa adanya
Tak ingin aku membuang waktu mencari kekasih yang sempurna
Aku hanya ingin ciptakan cinta yang sempurna untukmu
Begitu kata Renuka, lirih karena pedih
Bias lembayung jelas menyelimuti kering hatinya
 
Jatisarana padepokan yang teduh itu, kini terbakar amarah
Merah saga kabut bergelayut memendam dendam
Kapak Bargawa berkelebat mencari mangsa
Busur Parasu mengubur kesatria kesatria yang bergumul dengan nafsu
Sumpah telah terlahir dari kesatria dengan hati baja
Meski mata kapaknya harus menebus dosa Ibu yang melahirkannya .........
 
Parasu, tetes air mata ini untukmu, karena aku bangga melihatmu
Tak ada gentar aku melihat mata tajam kapakmu
Karena kebenaran menjadi kekuatanmu
 
Bargawa, cukup aku saja yang mengerti kebenaran yang kau yakini itu
Karena dendam akan terus bersama nafsumu
Memburu kebenaran yang kau yakini
 
Sekilas tentang Drama Wayang Swargaloka
Merupakan sebuah penyajian seni “Wayang Orang” garapan baru berbahasa Indonesia yang memadukan konsep wayang orang tradisional dan drama modern tanpa menghilangkan ciri khas  yang antara lain memuat unsur seni tari, seni peran, seni suara dan seni rupa. Menyajikan kisah Ramayana dan Mahabarata, dengan sastranya yang khas, imajinatif, simbolik dan kaya penggalian makna filosofis.
 
Secara Instrumental, musik Drama Wayang dibangun oleh perpaduan antara perangkat gamelan ageng dengan beberapa alat musik barat yaitu saxophone, trumpet, trombone, flute dan violin. Ide musikal musik Drama wayang  berpijak dari idom karawitan tradisi yang digarap kembali, di-interpretasi dan dikembangkan sehingga musik gamelan tersebut berubah menjadi musik gamelan progresif yang bernuansa “baru”.
Cerita Drama Wayang Swargaloka bersumber dari Epos Mahabarata dan Ramayana serta cerita-cerita Carangan (hasil karya pengembangan kisah asli), dengan interpretasi atau sanggit (pengolahan baru) dan digarap lebih atraktif, dinamis, mudah dicerna oleh kalangan awam yang belum mengenal wayang serta menggunakan dialog bahasa Indonesia sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat yang lebih luas (tidak hanya etnis Jawa).
 
Produser : Suryandoro
Desain Produksi : Dewi Sulastri
Naskah dan Sutradara : Irwan Riyadi
Musik : Dedek Gamelan Orchestra
Koreografer : Bathara Saverigadi Dewandoro
Didukung oleh : Gigok Anurogo, Billy dan para Seniman lainnya.
 
Informasi lebih lanjut mengenai pertunjukan ini :
085213428145 / 085281566529
Email : artswargaloka@gmail.com / swarga_yes@yahoo.com
Facebook : Swargaloka
www.artswargaloka.wix.com/home

 

 

 

 

bottom of page